Pasukan Israel melancarkan serangan di daerah perbatasan selatan Rafah, Gaza pada hari ini. Serangan tersebut menyebabkan lebih dari separuh penduduk Gaza berlindung di daerah tersebut untuk mencari perlindungan. Diplomat dari berbagai negara berusaha untuk menyelamatkan perundingan gencatan senjata setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menolak proposal yang diajukan oleh kelompok militan, Hamas.
Sebagai upaya untuk mengakhiri konflik yang terus berkecamuk, delegasi Hamas tiba di Kairo untuk melakukan pembicaraan gencatan senjata dengan pihak-pihak terkait. Namun, Netanyahu dengan tegas menolak persyaratan gencatan senjata yang diajukan oleh Hamas, menyebutnya sebagai “khayalan” dan berjanji untuk terus melanjutkan perang.
Warga Gaza sangat berharap gencatan senjata dapat segera dicapai, demi mencegah terjadinya serangan lebih lanjut dari Israel di daerah Rafah. Saat ini, Rafah menjadi tempat tinggal bagi lebih dari satu juta orang, dengan sebagian besar tinggal di tenda-tenda darurat akibat konflik yang berkepanjangan ini.
Serangan Israel di Rafah juga mencuri perhatian dunia internasional. Juru bicara Gedung Putih, John Kirby, menyatakan keprihatinan terhadap serangan tersebut, menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak akan mendukung tindakan tersebut. Penduduk di Rafah juga melaporkan adanya serangan bombardir oleh pesawat Israel di beberapa bagian kota tersebut.
Konflik di Rafah ini masih terus berlanjut, dengan harapan bahwa gencatan senjata dapat segera tercapai untuk menghentikan pertumpahan darah dan mencegah kekerasan lebih lanjut di wilayah tersebut. Pembicaraan di Kairo akan menjadi momen penting dalam mencapai perdamaian yang diinginkan oleh warga Gaza.
“Penggemar zombie yang bangga. Analis umum. Penggemar perjalanan. Pengusaha yang menyesal. Fanatik TV amatir.”
